Mengenai Saya

Foto saya
JIKA SAYA INGIN MEMPUNYAI KAWAN YANG BAIK,MAKA TERLEBIH DAHULU SAYA HARUS BAIK PADA ORANG LAIN

Jumat, 02 April 2010

SAHABAT

SAHABAT ADALAH DIA YANG MENGHAMPIRI KETIKA SELURUH DUNIA MENJAUH,KARNA PERSAHABATAN ITU SEPERTI TANGAN DAN MATA.SAAT TANGAN TERLUKA,MATA MENANGIS,TANGAN MENGHAPUSNYA.

Jumat, 26 Maret 2010

APA ITU CINTA

for everyone
Apa itu cinta?!?
Bagi para anak muda yang kadar hormon gonad-nya sedang berada di puncak, cinta tidak jauh beda dengan nafsu. Tempat mengumbar pelukan, ciuman dan berbagai nafsu duniawi lain.
Bagi beberapa praktisi seksolog dan ilmu kesehatan reproduksi, cinta membutuhkan komunikasi dua arah yang baik dan variasi hubungan seksual yang kreatif.
Bagi para pasangan yang telah berada di depan gerbang pernikahan. Cinta adalah suatu jalan yang mereka yakini akan membawa kehidupan mereka ke arah yang lebih baik.
Bagi para pasangan suami istri muda. Cinta adalah suatu rasa yang dapat menghanyutkan kejamnya roda kehidupan. Rasa yang dapat menenangkan batin saat tabir malam mulai dibentangkan.
Bagi para pecinta sejati. Dalam dirinya hanya akan timbul pertanyaan, “apakah yang akan kuberikan?”. Tentang kepada siapa sesuatu itu diberikan, itu menjadi tidak penting.
Bagi mereka yang selalu menghadirkan Allah dalam relung hatinya. Cinta adalah kemenangan. Atas nama cinta ia memenangkan Allah atas dirinya sendiri, memenangkan iman atas syahwatnya sendiri. Atas nama cinta pula Allah mempertemukan mereka denganNya.
Bagi para mereka yang berkepribadian. Cinta dan kepribadian adalah dua kata yang tumbuh bersama dan sejajar. Makin kuat kepribadian mereka, makin mampu mereka mencintai dengan kuat. Mengandalkan perasaan saja dalam mencintai hanya akan melahirkan para pembual yang munguasai hanya satu ketrampilan. Menebar janji!!!
Lantas apa arti cinta bagi diriku?!
Sejenak ku merenung…
Setelah bertubi-tubi kejadian menimpa diriku…
Setelah berkali-kali kekecewaan menimpa…
Setelah kekhilafan terjadi…
Setelah sang nafsu berkuasa sesaat akan tubuhku…
Cinta adalah…
Perasaan tak menentu yang membuatku rela berkorban apapun bahkan nyawa…
Perasaan menggebu yang membuatku rela mengorbankan visi misi hidupku…
Pengorbanan tak berbatas yang hanya mengharapkan imbalan berupa seyum bahagia dari orang yang aku cintai…
Untaian air mata yang tak pernah kering dan tak pernah lelah menemani tiap munajatku…
Ya Allah…
Ternyata…
Hamba baru menyadari…
“Bahagia” adalah rasa tertinggi yang engkau berikan bagi kami umat manusia…
Karena itu ya Allah…
Jika telah tiba saatnya nanti...

Pertemukan hamba dengan seorang yang dapat hamba bahagiakan hidupnya…
Pertemukan hamba dengan seorang yang dapat membahagiakan hidup hamba…
Itu saja..
Ya…hanya itu…

Walau makan susah…
Walau hidup susah…
Walau ‘tuk senyum pun susah…
Rasa syukur ini karena bersamamu juga susah dilupakan…
(Sherina - Ku Bahagia)

BERHALA2 SESEMBAHAN BARU DI SEKITAR KITA

Jan 20, '10 4:39 AM
for everyone

“Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa…”, Ebiet G Ade

Mual rasanya melihat berhala-berhala sesembahan yang tumbuh subur di sekitar kita. Berhala-berhala yang dengan kecepatan cahayanya berhasil menggeser Islam dalam qolb sebagian kita (walaupun menggeser Islam dalam KTP masih belum).
Berhala-berhala itu seakan berlomba untuk merubah wujudnya agar tampil lebih elegan di putaran zaman. Ada yang tak banyak merubah dirinya seperti penyembahan benda-benda angkasa. Penyembahan bintang dan benda angkasa lainnya hanya memindah tempat ibadahnya ke halaman tabloid dan majalah. Ia berganti nama baru: zodiak dan horoskop.
Ada juga yang metamorfosisnya nyaris sempurna. Inilah berhala kupu-kupu. Dunia sedang menyaksikan dakwah agama paganis-konsumerisme melalui iklan di televisi. Dan setiap waktu berbondonglah penyambut seruan itu menuju tempat-tempat ibadah elegan yang kini menjamur sampai pinggir kota: mall-mall megah.
Allah memberikan pasar sebagai tempat ibadah bagi iblis. Anak turunnya telah membangunnya menjadi istana peribadatan yang megah. Di sana bertahta berhala baru bernama trend dan mode. Mungkin ini metamorfosis sempurna dari lataa dan ‘uzza. Mereka didesain menjadi salah satu sumber pemborosan. Pemborosan adalah proyek memperbanyak saudara syaithan.
“sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithan, dan syaithan itu sangat ingkar kepada Rabb-nya”. (Al Israa’ 27)
Ini bukan soal pemenuhan kebutuhan. Karena kini orientasi massa telah diubah dari need menjadi want. Bukan soal punya uang atau tidak punya uang. Ini soal eksploitasi -ekonomi, budaya bahkan politik- terhadap konsumen dengan imaji-imaji sesat. Iklan telah mengajarkan bahwa wanita hanya dihargai sebatas kilau rambut, kemulusan wajah dan putihnya kulit. Iklan telah mendidik kita untuk menstandarkan kebenaran pada penilaian manusia kebanyakan tanpa nalar dan sikap kritis. Inilah varises yang menyerang pembuluh peradaban dan kemanusiaan. Bahkan disini, di dalam rumah kita, benda-benda telah menjadi rujukan utama dalam menyikapi kehidupan. Ukuran mulia dan hina telah terjenjang dalam besaran materi.
Berhala-berhala itu bermetamorfosis. Sempurna. Bagai kupu-kupu. Hati-hatilah jika ia sempat bertelur di lekuk-lekuk otak. Maka ia menjadi teori-teori ilmiah, riset-riset empiris dan subjektivitas yang diobjektivitaskan. Dan disembah. Berhala-berhala itu bermetamorfosis sempurna. Bagaikan kupu-kupu. Hati-hatilah jika ia sempat bertelur di labirin hati. Jadilah ia berhala terbesar yang akan bertahta dalam jiwa. Namanya, hawa nafsu. Dan disembah.
أفرأيت من اتخذ إلهه هواه وأضله الله على علم وختم على سمعه وقلبه وجعل على بصره غشاوة فمن يهديه من بعد الله أفلا تذكرون
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya? Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan di atas penglihatannya….” (Al Jatsiyah 23)
Apakah kita termasuk di dalamnya? Hmmmm jika iya, sepertinya kita harus menelaah ulang syahadat yang kita ucapkan minimal sembilan kali sehari (itu jika shalat wajib kita selalu penuh^^). Jangan sampai kita seperti kaum bani Israil. Kaumnya nabi musa. Kaum yang hanya mengikuti langkah kaki sang nabi tanpa mengikuti keimanannya. Maka tak heran jika sang nabi selalu berhati-hati dalam memilih tiap katanya. Seperti saat berada di tepi laut merah, saat nabi musa dan kaumnya yang tak tahu malu itu terhimpit dalam kejaran fir’aun. Dalam QS Asy Syu’araa 62, nabi Musa AS berkata
قال كلا إن معي ربي سيهدين
Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Rabbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku".
Adakah kalian menyadari keunikan dalam diksi beliau? Mengapa beliau berkata “sesungguhnya Rabbku besertaku”? Mengapa tidak beliau katakan saja “sesungguhnya Rabb kita bersama kita”? ada apa sebenarnya? Inilah perbedaan antara Bani Israil yang dipimpin Musa dengan Abu Bakar Ash Shiddiq yang menyertai Rasulullah berhijrah. Ketika Abu Bakar khawatir para pengejar dari makkah akan melihat mereka berdua saat bersembunyi di ceruk kecil bernama Gua Tsur, Rasulullah tegas berkata sebagaimana diabadikan Surat At Taubah ayat 40. “Jangan berduka, Allah bersama kita”.
Lantas apakah berhenti sampai disitu? Oh tidak, kebodohan itu masih terus berlanjut….
وجاوزنا ببني إسرائيل البحر فأتوا على قوم يعكفون على أصنام لهم قالوا يا موسى اجعل لنا إلها كما لهم آلهة قال إنكم قوم تجهلون
Dan Kami seberangkan Bani Israel ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani Israel berkata: "Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan". Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)". (Al A’raaf 138)
Bayangkan!!! Baru beberapa detik lalu Allah selamatkan mereka dari kejaran Fir’aun dan tentaranya. Baru sekian hitungan berlalu ketika lautan membelah menjadi jalan seberang ajaib untuk mereka. Baru sekian hembusan nafas berganti ketika Allah menunjukkan kuasaNya untuk menyelamatkan mereka. Kini apa yang mereka minta? “Bikinin tuhan donk!”. Luar Biasa Bukan?????
Dan kebodohan itu tak akan terhenti……
واتخذ قوم موسى من بعده من حليهم عجلا جسدا له خوار ألم يروا أنه لا يكلمهم ولا يهديهم سبيلا اتخذوه وكانوا ظالمين
Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang dzalim. (Al A’raaf 148).
Bayangkan lagi!!!! Baru ditinggal ke gunung Thur sebentar saja, sudah pandai buat Tuhan dari perhiasan emas. Sepertinya dalam otak bani Israil hanya terdapat satu keinginan, “bagaimana yaa, bikin Musa dan Tuhannya itu menjadi tidak berarti!”
Dan pikiran itu mereka wariskan pada anak cucu mereka hingga saat ini. Pikiran, “bagaimana yaa bikin Muhammad dan Tuhannya itu menjadi tidak berarti di hadapan umat mereka”. Maka diciptakanlah berhala-berhala baru yang elegan. Berhala sesembahan kaum yuppies, kaum hedonis, kaum millenium. Berbondong-bondong para muslimin dan muslimat menggadaikan keimanan mereka demi sesuap nafsu dan sepotong gengsi. Berlomba-lomba saudara-saudara muslim kita di tanah air mempercantik rumah mereka dengan berhala-berhala baru itu. Menumpuk Qur’an mereka di dalam kardus berdebu (itupun kalo pernah membelinya). Dan memajang berhala baru yang diberi sesaji dari penghasilan bulanan mereka.
Oke, kembali ke masa nabi Musa….
Ketika Allah memberi perintah pada Nabi Musa agar kaumnya menyembelih sapi betina. Mereka berkomentar, “apakah kau hendak jadikan kami bahan olok-olokan?”. Astaghfirullah, perintah Allah disebut akan jadi olokan? Ini sih mending disuruh nyembelih sapi, lha sekarang perintah menutup aurat, menjaga akhlak kesulilaan dan banyak perintah Allah yang lain, kata penyangkalannya persis sama, “apakah akan kau jadikan bangsa ini bahan olokan?”.
Persis sama ketika para wanita Indonesia berbondong-bondong demo ke senayan untuk memperjuangkan ketelanjangan. Mereka berteriak, “apa jadinya bangsa ini tanpa pornografi?”, “apa jadinya kami jika tidak bisa memamerkan keindahan tubuh kami”. Astaghfirullahhaladzim…..
Ingin rasanya kita berteriak pada para bani Israil busuk itu. “dasar penyelundup paganisme najis!!!!”. Tapi jangan-jangan, kita masih memiliki kemiripan dengan mereka, atau malah sudah ikut dalam barisan mereka…….meski sebagian. Na’udzubillahi min dzalik

RESEP KUE PERKAWINAN ALA DA'I TOMO TPI

Bagi yang sudah menikah, kue perkawinan ini diperlukan untuk mengingatkan dan direnungkan. Bagi yang belum menikah, kue ini untuk bahan masukan, supaya jangan salah adonan. Silakan mencoba!

Kue Perkawinan
Bahan:
1 pria sehat
1 wanita sehat
100% komitmen
2 pasang restu orang tua
1 botol kasih sayang murni

Bumbu:
1 balok besar humor
25 gr rekreasi
1 bungkus doa
2 sendok teh Telpon2an/SMS
5 kali ibadah/hari tapi lebih baik jika lebih dari itu
(Semua bumbu diaduk hingga merata dan mengembang..)


Tips:
1. Pilih pria dan wanita yang benar2 matang dan seimbang.
2. Jangan yang satu terlalu tua dan yang lainnya terlalu muda karena dapat mempengaruhi kelezatan. (Sebaiknya dibeli di Toserba bernama TEMPAT IBADAH, walaupun agak jual mahal tapi mutunya terjamin)
3. Jangan beli di pasar yang bernama DISKOTIK atau PARTY karena walaupun modelnya bagus dan harum baunya tapi kadang menipu konsumen atau kadang menggunakan bahan pewarna yang bisa merusak kesehatan.
4. Gunakan kasih sayang cap "DAKWAH" yang telah mendapatkan penghargaan ISO dari Departemen Kesehatan dan Kerohanian.

Cara Memasak:
1. Pria dan wanita dicuci bersih, buang semua masa lalunya sehingga tersisa niat yang murni.
2. Siapkan loyang yang telah diolesi dengan komitmen dan restu orang tua secara merata.
3. Masukkan niat yang murni ke dalam loyang dan panggang dengan api merata sekitar 30 menit di depan Penghulu.
4. Biarkan di dalam loyang tadi dan sirami dengan bumbunya.
5. Kue siap dinikmati.

Catatan: Kue ini dapat dinikmati oleh pembuatnya seumur hidup dan paling enak dinikmati dalam keadaan hangat. Tapi kalau sudah agak dingin tambahkan lagi humor segar secukupnya, rekreasi sesuai selera serta beberapa potong doa kemudian dihangatkan lagi di oven yang bermerek "TEMPAT IBADAH". Setelah mulai hangat, jangan lupa telpon2an/SMSan bila berjauhan.

Selamat Mencoba, Dijamin Semuanya Halal Ko!

KADO UTK SUAMIKU

‘’KADO BUAH KARYA UNTUK SUAMIKU TOMCAT TERCINTA’’

Kupersembahkan kado sederhana ini untukmu suamiku tercinta. Tiada kata yang pantas keucapkan dari lidahku yang mungil ini, selain”Terimakasih atas segala apa yang kau berikan padaku, semoga Allah memberikan rahmat dan ridhaNya selalu kepadamu, dengan segenap ragaku, sepanjang jantungku masih berdetak, maka aku tetap " Mencintaimu" , melalui kehangatan tanganmu, aku merasakan hangatnya cintamu”.

Air mataku selalu berlinang bila mengingat dirimu yang telah bersusah payah mencari nafkah lahir dan bathin untuk menghidupi kami.Terkadang dirimu sendiri tidak kau pikirkan, rapikah dandanan bajumu, tersisirkah rambutmu, terpakaikah dasimu, mengkilatkah sepatumu, atau bahkan kau lupa akan isi perutmu sendiri, sudah sarapan pagikah, sudah makan siangkah, semua tidak kau pikirkan kalau tidak kuingatkan padamu, karena pikiranmu cuma satu, mencari nafkah. Selama perkawinan kita dirimu cukup tergantung akan perhatianku pada makan, minum, dan pakaianmu.sampaipun hampir semua bajumu akulah yang memilihkan warnanya.kau benar-benar seorang suami yang manja, dan aku menyukai kemanjaanmu itu.

Wajah dan tubuhmu yang dulu kekar, mulai memudar, keriput mulai merambat iwajahmu, rambutpun mulai memutih, mata semakin sayu, , dan dengan tetesan keringat selalu membasahi sekujur tubuhmu.Namunpun begitu, bagiku dirimu adalah tetap suamiku yang tertampan dan termuda , karena akupun jua semakin melangkah tua.Hatimu selalu ikhlas, tanpa sedikitpun rasa mengeluh dan lelah kau perlihatkan padaku.Sementara aku tidak sepantasnya selalu mengeluh atas kesulitan RT, membersihkan rumah, mengurus anak-anak, mengantarkannya sekolah, memasak, mencuci, menggosok. Tidak sepantasnya aku selalu saja menuntut
minta ini, minta itu, beli ini beli itu, antarkan ini, antarkan itu, padahal, seharusnya semua itu mampu aku kerjakan sendiri, karena aku harus menyadari, waktu sangat berharga bagimu, semenit itu bisa jadi uang untuk menafkahi kami, dan juga dirimu butuh istirahat.

Aku selalu ingat, betapa Rasulullah pernah mendapatkan teguran karena hanya sekedar mencari keridhaan istrinya, mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah
Ta’ala, padahal, perintah Allah harusnya jauh lebih kau perhatikan ketimbang permintaanku. Juga aku selalu ingat, betapa Allah menyuruh Rasulullah, disaat para istrinya menginginkan kehidupan duniawi lebih lagi, apa yang harus dijawab Rasulullah atas perintah Allah tersebut?” Katakanlah wahai Muhammad(pada istri-istri kamu), jika kamu menginginkan kehidupan duniawi beserta perhiasannya, maka, marilah sini akan kuberikan kesenangan duniawi itu, dan kuceraikan kamu dengan perceraian yang baik-baik”.(Al Ahzab 28)

Dari firman Allah diatas, aku bisa merenungkan, betapa seharusnya seorang istri, jangan terlalu banyak menuntut kepada suami. Ridha dan ikhlas dengan apapun
pemberian suami, apapun keputusan suami, karena itulah realita kehidupan.Allah ta'ala berfirman:" lelaki(para suami) itu pemimpin atas perempuan(para istri), dengan kelebihan yang diberikan oleh Allah ta'ala kepada sebahagian mereka(suami) atas sebahagian yang lain(istri), dan dengan kelebihan para suami
memberikan nafkah bagi para istri dari harta mereka, maka para istri-istri yang shalihah adalah mereka yang taat pada Allah dan menjaga dirinya.Perempuan- perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz(membangkang, melawan), hendaklah kamu beri nasehat kepada mereka, tinggalkanlah mereka ditempat tidur(pisah ranjang),dan (kalau perlu), pukullah mereka.tetapi jika mereka mentaatimu, janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya, sungguh Allah maha tinggi, lagi maha besar(Annisa 34).

Wahai suamiku, tidak sepantasnyalah seorang suami takut pada istrinya seperti kebanyakan suami zaman sekarang(tidak semua lelaki), dan ketakutan suami pada
sang istri, jarang kita temukan dari zaman para Nabi dan para sahabat, andaikanpun ada, langsung dapat teguran dari Allah Subhanahu Wata'ala. Suatu yang aneh, bila kita melihat para suami takut pada sang istri, apakah memang kiamat dah dekat, atau bumi sudah kebalik?Allahu' alam.

Siapasih perempuan didunia ini, yang tidak menginginkan gemerlap keajaiban duniawi, kesenangan berbaju cantik, berpakaian indah, perhiasan dengan hiasan emas permata, bahkan berlian sekalipun, tinggal dirumah mewah dengan perabotan serba canggih , mutakhir dan lengkap.Hampir semua perempuan didunia ini menginginkan hal itu.Hanya sayang sekali, pada hakikatnya kesederhanaan dan menghemat itu sering terlupakan. Kehidupan zuhud, sederhana dan menghemat disaat kita mampu sudah sulit ditemukan lagi, karena gemerlap kemewahan telah menghiasi dan menyelimuti dunia fatamorgana, penuh fantasi ini.

Pepatah mengatakan:”Al Iqtishaadu asaasunnajaahi, Kesederhanaan, (hemat), itu adalah sumber dari keberhasilan seseorang”.Hemat bukan berarti pelit, karena Allah paling tidak suka pada orang yang sombong lagi pelit.Sudahlah sombong dan pelit, orang pelit pada umumnya sifatnya egois, mementingkan diri sendiri, tidak pernah memikirkan bagaimana nasib orang lain, sudahlah egois, malah menyuruh orang agar egois dan berbuat bakhil pula dan berusaha menyembunyikan kekayaan, atau karunia yang diberikan Allah padanya(Annisa 36-37). (agar tidak ada orang yang meminta belas kasihan kepadanya, dan termasuk disini mereka yang selalu saja mencari-cari alasan agar tidak bersedeqah, seakan-akan kebutuhan rumah yang selalu bertambah-tambah, dan kebutuhan selalu kurang, padahal kalau kita ingat
firman Allah, manusia disuruh bersedeqah dalam keadaan lapang dan sempit, sebab disanalah keberkahan hidup itu adanya, bisa jadi dengan sedeqah kita yang sedikit itulah yang justru mempermudahkan rezeki kita).

Suamiku, aku tau, betapa banyaknya para lelaki yang hancur karena ulah perempuan, tetapi sebanyak itu pula para lelaki yang maju karena ada perempuan baik mendampinginya. Ingat kita cerita Napoleon Bonaparte yang katanya super pintar, salah satu penyebab hancurnya juga karena perempuan, ingat kita kehancuran Mesir kuno, dengan cerita cleopatranya, tetapi kita tak juga pernah lupa akan perannya Siti Khadijah dengan segala dukungan, moril, harta dan sayang serta cintanya pada Rasulullah sampai Rasulullah maju.dan berhasil menjadi pemimpin yang paling berhasil didunia sampai zaman kini.Siti Aisyah yang pintar lagi manja, sampai meneruskan perjuangan Rasulullah dengan hadits-hadits melalui beliau.

Kita tak pernah lupa dalam sebuah kata:"Perempuan itu adalah tiang Negara, bila baik perempuan dinegara itu, maka baiklah negerinya, bila buruk perempuan ditempat itu, maka buruklah lokasi tersebut.Begitulah betapa pentingnya peran seorang perempuan yang berhati mulia, berkata santun, cerdas, dan memiliki sense of crisis yang cukup tinggi atas kehidupan manusia lainnya, tidak merasakan dunia ini hanyalah miliknya sendiri, dan hidupnya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, tidak akan pernah tenang dan tentram hatinya kecuali segalanya ia miliki sendiri.Karena ia kurang sadar, dan merasa dunia ini hanya selebar daun talas, ia seperti katak dibawah tempurung yang hanya tau dirinya saja.Betapa para sahabiah hidup dalam lingkungan yang luas, hidup mereka bebas, tetapi terikat.Bebas menyalurkan ilmu-ilmu mereka, bebas bekerja membantu
mencari nafkah suami, namun terikat dan terbatas sesuai dengan naluri kewanitaannya. Para sahabiah, banyak yang berjualan kepasar, jadi penjahit, daiah, dan sebagainya.

Suamiku, dengan ayunan langkahmu meninggalkan tapaksuci rumah kita, aku selalu mendo'akan agar dirimu sehat dan selamat didalam perjalanan.Aku selalu berusaha menahan diri agar tidak menuntutmu sepulang kerja nantik belikan atau bawakan ini dan itu, walaupun itu kau tawarkan pada diriku. Yang aku inginkan adalah keselamatanmu, karena keselamatanmu jauh lebih berharga dari harta melimpah.Aku tak ingin membiasakan diriku menjadi tangan yang selalu di bawah, selalu meminta, pendidikan itu justru kumulai dari rumah kita, agar kelak anak-anak kitapun tumbuh menjadi orang baik-baik, orang yang selalu memikirkan nasib orang lain, dan tak membiasakan diri untuk menerima saja, tetapi selalu memberi.

Aku tak ingin diriku dan anak-anak kita terbiasa akan kebiasaan tangan dibawah itu, karena Allah berfirman:"Mereka tidak selalu meminta seolah-olah pengemis, sehingga akibat mereka menahan diri untuk tidak meminta, banyak orang yang menduga mereka itu adalah orang yang kaya, karena memelihara diri mereka"
bahkan mereka selalu berusaha tangan diatas, karena "Tangan diatas, jauh lebih baik dari tangan dibawah, memberi, jauh lebih pantas, ketimbang selalu menerima", pendidikan semacam ini, harus kita mulai dari diri dan keluarga kita sendiri wahai suamiku.meskipun dengan alasan atau sandaran aku meminta pada suamiku sendiri, meskipun anak-anak meminta pada orang tuanya sendiri, tetapi tetap juga, yang namanya meminta itu kurang baik, dan pendidikan itu justru dimulai dari keluarga. Tangggung jawab suami pada istri dan anak-anaknya tidak perlu pula harus diminta, ia datang dengan sendirinya sesuai dengan kesanggupan suami.

Suamiku, aku cukup bangga dan bahagia mendapatkan suami seperti dirimu yang baik, shalih, penyayang, perhatian, penyabar, tanggung jawab, dan memperlakukan
istri dengan baik, karena aku sadar, dan akupun memilihmu juga karena agamamu, karena dirimu juga memilih aku karena agamaku, sebagaimana sabda Rasulullah

"Dinikahi perempuan dengan empat perkara, karena kecantikannya, kekayaannya, keturunannya, agamanya, maka pilihlah karena agamanya, niscaya dirimu akan
beruntung", Akupun menerima lamaranmu karena aku takut akan ancaman dalam sebuah hadits Rasulullah:" Apabila datang lelaki shalih meminang seorang perempuan untuk menjadikannya sebagai istri, kemudian ditolak oleh perempuan itu, maka tunggulah fitnah(cobaan) yang besar akan datang menimpanya". Aku tau, dirimu melakukan semua kebaikan-kebaikan itu atas dasar menjalankan perintah illahi dengan firmanNya"Dan pergaulilah istri-istrimu dengan pergaulan yang baik".

Segala perbuatan baik, pasti balasannya juga baik, (Hal Jazaaulihsaan, illaalihsaan) , tetapi tak jarang pula justru kita menemukan sebaliknya.Apapun kebaikan yang kita berikan selalu salah dan tak berarti dimata orang yang kita baik padanya, tak heran, bahkan kita mendapatkan balasan buruk darinya, karena memang begitulah dunia ini, seperti cerita keledai dengan ayah serta anaknya, dinaiki salah, tak dinaiki salah, diangkat salah, tak digendong salah menurut pandangan orang lain, dan bisa jadi kita menemukan balasan kebaikan itu dari orang lain, bukan dari orang yang kita telah berbuat baik dan berkorban untuknya, karena bagaimanapun janji Allah pasti benar adanya.

Mungkin kebaikan yang kita lakukan pada si A, tidak kita terima balasan darinya, tetapi kita menerimanya dari si B.Karena itulah Allah dan RasulNya selalu
mengingatkan kita akan berbuat, bertindak, dan berlaku sesederhana mungkin, pertengahan, tidak berlebihan. Dan jangan pernah mendzalimi siapapun didunia ini, karena perbuatan yang paling dibenci oleh Allah Ta'ala dan rasulNya adalah mendzalimi sesama, menghina dan mencaci maki sesama, sejelek-jelek perkataan adalah perkataan cacian, hinaan dan makian, karena bisa jadi orang yang kita hina, kita ejek dan kita hina jauh lebih baik dari yang menghina, dan mengejek. (Lihat Q.S Al Hujurat 11).

Mari kita jauhi dari berbuat dzalim, apalagi mendzalimi orang yang telah berbuat baik untuk kita.Betapa banyaknya firman Allah akan hal ini, dzalim pada manusia, maka penyelesaiannya haruslah pada manusia yang kita dzalimi, kalau tidak
tergantunglah segala amalan dan hisab kita diakhirat kelak, terkatung-katung nasib kita kelak, sebelum semua terselesaikan, baik itu kesalahan, ataupun
hutang kita. Apapun sikap, perbuatan yang kita lakukan hendaknya berada dalam posisi pertengahan, karena Allah juga berfirman:"Dan kami jadikan kamu ummat pertengahan, agar menjadi saksi kelak atas ummat lainnya"dan lagi:

"Masing-masing perkara itu sebaiknya adalah pertengahan, tidak terlalu berlebihan". Agar tidak terjadi penyesalan dibelakang hari.Mari kita serahkan
semua perkara pada Allah Ta'ala, karena Dialah maha Khaliq, maha bijaksana, maha adil, dan maha mengetahui.Dari Atsar dan sebahagian ulama telah mengatakan ini menjadi sebuah hadits:”Cintailah kekasihmu sedang-sedang saja, bisa jadi ia menjadi musuh kamu suatu saat kelak, dan benciilah musuhmu sedang-sedang saja, bisa jadi musuhmu itu menjadi menjadi kekasihmu suatu saat kelak.Hal inipun sesuai dengan firman Allah.”Balaslah perbuatan jahat dengan perbuatan baik, bisa jadi orang yang dulunya ada diantara kita permusuhan, suatu saat ia menjadi teman yang sangat baik(kekasih) .”Waliyun Hamim”(Teman yang sangat dekat, dalam bahasa Arab, Hamim itu kekasih), berbeda dengan sahabat, aqrabat


Yg mencintainu: YHo.one kece